1. 11111010.01111111.00110111.10011110
Di rubah ke Desimal menjadi :
250.127.55.158
2. 255.255.255.254
Di rubah ke Binary menjadi :
11111111.11111111.11111111.11111110
3. 192.168.2.100
Di rubah ke Binary menjadi :
11000000.10101000.00000010.01100100
Minggu, 08 Mei 2011
LAN Cable
Category 5 Wiring Standards | |||||||
Pin | EIA / TIA 568A | AT&T 258A, or EIA / TIA 568B | 10Base-T 10 Mbps Cat3 | 100Base-TX 100 Mbps Cat5 | 100Base-T4 100 Mbps Cat3 | 100Base-T2 100 Mbps Cat3 | 1000Base-T 1Gbps Cat5+ |
1 | white / green | white / orange | TX+ | TX+ | TX D1+ | BI DA+ | BI DA+ |
2 | green / white (solid green) | orange / white (solid orange) | TX- | TX- | TX D1- | BI DA- | BI DA- |
3 | white / orange | white / green | RX+ | RX+ | RX D2+ | BI DB+ | BI DB+ |
4 | blue / white (solid blue) | blue / white (solid blue) | na | na | BI D3+ | na | BI DC+ |
5 | white / blue | white / blue | na | na | BI D3- | na | BI DC- |
6 | orange / white (solid orange) | green / white (solid green) | RX- | RX- | RX D2- | BI DB- | BI DB- |
7 | white / brown | white / brown | na | na | BI D4+ | na | BI DD+ |
8 | brown / white (solid brown) | brown / white (solid brown) | na | na | BI D4- | na | BI DD- |
BI=BI directional data RX=Receive Data TX=Transmit Data (Pairs may be solid colors and not have the stripe) |
(AT&T 258A) or (EIA/TIA 568B) RJ-45 10Base-T 100base-TX Crossover Pinout | ||||
(Normal End) | Pin # | (Switched End) | ||
white / orange | TX+ | 1 | RX+ | white/green |
orange / white (solid orange) | TX- | 2 | RX- | green / white (solid green) |
white / green | RX+ | 3 | TX+ | white / orange |
blue / white (solid blue) | na | 4 | na | blue / white (solid blue) |
white/blue | na | 5 | na | white / blue |
green / white (solid green) | RX- | 6 | TX- | orange / white (solid orange) |
white / brown | na | 7 | na | white / brown |
brown / white (solid brown) | na | 8 | na | brown / white (solid brown) |
Data Communications Cabling FAQ | |||
Cable: | Usage: | MHz: | Discription: |
Category 1 Cat 1 (1.2Kbps) | Telephone | - | Unshielded twisted pair used for transmission of audio frequencies. Used as speaker wire, door bell wire, etc. Not suitable for networking applications. |
Category 2 Cat 2 (4.0 Mbps) | LocalTalk Telephone | 1.5 | Unshielded twisted pair used for transmission at frequencies up to 1.5 Mhz. Used in analog telephone applications. Not suitable for networking applications. |
Category 3 Cat 3 (10.0 Mbps) | Voice 10Base-T | 16 | Unshielded twisted pair with 100 ohm impedance and electrical characteristics supporting transmission at frequencies up to 16 MHz. Defined by the TIA/EIA 568-A specification. |
Category 4 Cat 4 (20.0 Mbps) | Token Ring | 20 | Unshielded twisted pair with 100 ohm impedance and electrical characteristics supporting transmission at frequencies up to 20 MHz. Defined by the TIA/EIA 568-A specification. |
Category 5 Cat 5 (100.0 Mbps) | Ethernet 100Base-TX | 100 | Unshielded twisted pair with 100 ohm impedance and electrical characteristics supporting transmission at frequencies up to 100 MHz. Defined by the TIA/EIA 568-A specification. |
Category 5e Cat 5e Enhanced Cat 5 Cat 5+ | Fast Ethernet | 400 | Category 5e is a new standard that will specify transmission performance that exceeds Cat 5. Cat 5e has improved specifications for NEXT, PSELFEXT, and Attenuation. Like Cat 5, it consists of unshielded twisted pair with 100 ohm impedance and electrical characteristics supporting transmission at frequencies up to 100 MHz. To be defined in the TIA 568-A-5 update. |
Category 6 Cat 6 (2.4Gbps) | 550 | Category 6 is a proposed standard that aims to support transmission at frequencies up to 250 MHz over 100 ohm twisted pair. | |
Category 7 Cat 7 (100.0 Mbps) | 600 | Category 7 is a proposed standard that aims to support transmission at frequencies up to 600 MHz over 100 ohm twisted pair. |
Macam-Macam Jaringan Berdasar IEEE 802
• 802.3 (Ethernet)
• 802.4 (Token bus)
• 802.5 (Token ring)
• 802.6 (Distributed queue dual bus)
• 802.11 (Wireless LAN)
• 802.14 (Cable Modem)
• 802.15 (Wireless Personal Area networks)
• 802.16 (Broadband wireless access)
• 802.4 (Token bus)
• 802.5 (Token ring)
• 802.6 (Distributed queue dual bus)
• 802.11 (Wireless LAN)
• 802.14 (Cable Modem)
• 802.15 (Wireless Personal Area networks)
• 802.16 (Broadband wireless access)
CLASS IP
Dalam IP address dikenal 5 kelas yakni kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Semua itu didesain untuk kebutuhan jenis-jenis organisasi.
Kelas A
Jika bit pertama dari IP Address adalah 0, address merupakan network kelas A. Bit ini dan 7 bit berikutnya (8 bit pertama) merupakan bit network sedangkan 24 bit terakhir merupakan bit host. Dengan demikian hanya ada 128 network kelas A, yakni dari nomor 0.xxx.xxx.xxx sampai 127.xxx.xxx.xxx, tetapi setiap network dapat menampung lebih dari 16 juta (256^3) host (xxx adalah variabel, nilainya dari 0 s/d 255). Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar berikut.
Kelas B
Jika 2 bit pertama dari IP Address adalah 10, address merupakan network kelas B. Dua bit ini dan 14 bit berikutnya (16 bit pertama) merupakan bit network sedangkan 16 bit terakhir merupakan bit host. Dengan demikian terdapat lebih dari 16 ribu network kelas B (64 x 256), yakni dari network 128.0.xxx.xxx – 191.255.xxx.xxx. Setiap network kelas B mampu menampung lebih dari 65 ribu host (256^2). Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar berikut.
Kelas C
Jika 3 bit pertama dari IP Address adalah 110, address merupakan network kelas C. Tiga bit ini dan 21 bit berikutnya (24 bit pertama) merupakan bit network sedangkan 8 bit terakhir merupakan bit host. Dengan demikian terdapat lebih dari 2 juta network kelas C (32 x 256 x 256), yakni dari nomor 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx. Setiap network kelas C hanya mampu menampung sekitar 256 host. Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar berikut.
Selain ke tiga kelas di atas, ada 2 kelas lagi yang ditujukan untuk pemakaian khusus, yakni kelas D dan kelas E.
Kelas D
Khusus kelas D ini digunakan untuk tujuan multicasting. Dalam kelas ini tidak lagi dibahas mengenai netid dan hostid. Jika 4 bit pertama adalah 1110, IP Address merupakan kelas D yang digunakan untuk multicast address, yakni sejumlah komputer yang memakai bersama suatu aplikasi (bedakan dengan pengertian network address yang mengacu kepada sejumlah komputer yang memakai bersama suatu network). Salah satu penggunaan multicast address yang sedang berkembang saat ini di Internet adalah untuk aplikasi real-time video conference yang melibatkan lebih dari dua host (multipoint), menggunakan Multicast Backbone (MBone).
Kelas E
Kelas terakhir adalah kelas E (4 bit pertama adalah 1111 atau sisa dari seluruh kelas). Pemakaiannya dicadangkan untuk kegiatan eksperimental. Juga tidak ada dikenal netid dan hostid di sini.
Secara keseluruhan penentuan kelas dapat dilihat di Gambar berikut.
Kelas A
Jika bit pertama dari IP Address adalah 0, address merupakan network kelas A. Bit ini dan 7 bit berikutnya (8 bit pertama) merupakan bit network sedangkan 24 bit terakhir merupakan bit host. Dengan demikian hanya ada 128 network kelas A, yakni dari nomor 0.xxx.xxx.xxx sampai 127.xxx.xxx.xxx, tetapi setiap network dapat menampung lebih dari 16 juta (256^3) host (xxx adalah variabel, nilainya dari 0 s/d 255). Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar berikut.
Kelas B
Jika 2 bit pertama dari IP Address adalah 10, address merupakan network kelas B. Dua bit ini dan 14 bit berikutnya (16 bit pertama) merupakan bit network sedangkan 16 bit terakhir merupakan bit host. Dengan demikian terdapat lebih dari 16 ribu network kelas B (64 x 256), yakni dari network 128.0.xxx.xxx – 191.255.xxx.xxx. Setiap network kelas B mampu menampung lebih dari 65 ribu host (256^2). Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar berikut.
Kelas C
Jika 3 bit pertama dari IP Address adalah 110, address merupakan network kelas C. Tiga bit ini dan 21 bit berikutnya (24 bit pertama) merupakan bit network sedangkan 8 bit terakhir merupakan bit host. Dengan demikian terdapat lebih dari 2 juta network kelas C (32 x 256 x 256), yakni dari nomor 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx. Setiap network kelas C hanya mampu menampung sekitar 256 host. Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar berikut.
Selain ke tiga kelas di atas, ada 2 kelas lagi yang ditujukan untuk pemakaian khusus, yakni kelas D dan kelas E.
Kelas D
Khusus kelas D ini digunakan untuk tujuan multicasting. Dalam kelas ini tidak lagi dibahas mengenai netid dan hostid. Jika 4 bit pertama adalah 1110, IP Address merupakan kelas D yang digunakan untuk multicast address, yakni sejumlah komputer yang memakai bersama suatu aplikasi (bedakan dengan pengertian network address yang mengacu kepada sejumlah komputer yang memakai bersama suatu network). Salah satu penggunaan multicast address yang sedang berkembang saat ini di Internet adalah untuk aplikasi real-time video conference yang melibatkan lebih dari dua host (multipoint), menggunakan Multicast Backbone (MBone).
Kelas E
Kelas terakhir adalah kelas E (4 bit pertama adalah 1111 atau sisa dari seluruh kelas). Pemakaiannya dicadangkan untuk kegiatan eksperimental. Juga tidak ada dikenal netid dan hostid di sini.
Secara keseluruhan penentuan kelas dapat dilihat di Gambar berikut.
Langganan:
Postingan (Atom)